Cahaya Hati :: Siapa Sesungguhnya Musuhmu ?
bismillahirahmanirahim
sahabatku semua yang dirahmati Allah, coba selami sederhana, kehidupan kita sehari saja, apa yang telah kita lakukan, apa yang dikerjakan, apa yang dimakan, pergi kemana saja, siapa yang kita jumpai, siapa yang bahagia karena kita, siapa yang menderita karena kita selami fokuskan dalam satu wadah kemudian expresikan, expresi apa yang akan terbentuk ?
Pada hakikatnya setiap manusia memiliki kesempatan yang sama untuk menikmati hidup ini, meraih keberhasilan, mencapai kebahgiaan, berada diantara orang-orang yang mencintainya, mengembangkan diri sepenuhnya, dan mencapai puncak pengalaman hidup.
pertanyaan yang muncul adalah :
apakah anda tidak punya musuh ?
siapa sebenernya musuh utama kita ?
siapa yang selama ini menghalangi kesuksesan kita ?
siapa yang selama ini menciptakan kegagalan demi kegagalan ?
adakah yang mau menjelaskan ?
sebuah kisah singkat, petiklah hikmah tergandung didalamnya ;
diceritakan oleh Al habib Munzir al musyawa, Pernah seorang Imam besar yg dikenal dapat mengeluarkan 1000 ayat Alqur’an yg membuktikan keberadaan Allah, maka ketika ia lewat bersama murid muridnya ada seorang nenek tua yg sedang menyapu jalan, orang orang memerintahkannya minggir,
maka ibu itu berkata : “engkaukah yg mampu mengeluarkan dalil keberadaan Allah dg 1000 ayat dari Alqur’an?”,
maka Imam itu berkata : “Betul”,
maka ibu itu berkata lagi : “apakah keberadaan Allah butuh dalil..?”,
maka Imam itu tertunduk malu seraya menangis.., ia malu akan dirinya sendiri.
sebenarnya keberadaan Allah swt tak butuh dalil, karena Dialah Allah Yang Maha Ada, Dialah yg paling berhak untuk tidak diingkari, Dialah yg paling berhak dipercaya, dalil adalah bagi yg tak dipercaya, dalil adalah untuk yg diingkari, dan Allah Maha Suci dari itu semua.
“Allahumma shalli wa sallim ‘ala Sayyidina Muhammad nuuri-kas saari wa madaadikal jaari wajma’nii bihi fi kulli athwaari wa ‘ala alihi wa shahbihi yannuur
sahabatku yang aku sayangi karena Allah.
Hal tersulit dalam kehidupan ini bukanlah untuk melampaui orang lain, tetapi melampaui ego dan diri kita sendiri.
Terkadang ego diri menjadi penghalang besar kemajuan karakter kita untuk menuju pendewasaan. Mentalitas ini berarti kita begitu mementingkan diri sendiri. Di mana kehidupan kita berpusat pada ego diri semata, dan inilah bahaya besar untuk kemajuan diri kita, sehingga ada ungkapan yg berkata:”MUSUH terbesar hidup kita adalah diri kita sendiri” bener gak kawan ?
Taklukanlah ego dirimu, kalahkanlah egomu, jadikanlah dia musuh terbesarmu, maka kedewasaan pribadi akan menjadi milikmu
kenapa harus demikian, adakah yang tahu ?
Jika kita berharap dapat teman yang sempurna, maka jangan berteman dengan manusia, bertemanlah dengan malaikat. Jika kita ingin guru yang sempurna, maka jangan berguru pada manusia, bergurulah pada para nabi. Jika ingin tempat sempurna, maka bertempatlah di surga, jangan di dunia. Kesempurnaan manusia ada pada ketidaksempurnaanya. nah, itu jawabanya.
Hidup ini hanya sekali dan tidak akan pernah terulang. Setiap orang yang berhasil memiliki visi, misi, dan tujuan hidup. Karena itu …jika kita ingin berhasil dalam hidup ini, milikilah tiga hal tersebut. Jangan terlalu berharap untuk mendapatkan kehidupan yang benar-benar kita harapkan jika kita tidak memiliki visi, misi dan tujuan hidup kita.
Hidup ini hanya sekali, hiduplah yang berarti. Hidup ini hanya sekali, berikanlah yang terbaik bagi diri kita, keluarga kita, orang tua kita, teman-teman kita, alam, dan kehidupan ini.
Hidup ini hanya sekali, raihlah yang terbaik yang dapat kita lakukan, dan raihlah kebahgian tertinggi dalam hidup kita. Tidak ada yang dapat menghalangi kita untuk meraih keberhasilan, mencapai impian, mencapai harapan yang sudah kita rencanakan kecuali kita sendiri yang berhenti untuk mencoba.
Hidup ini hanya sekali, mari kita mensyukuri kehidupan ini dengan meningkatkan kualitas diri tanpa mengenal lelah. Teruslah hidup, maknai hidup ini dengan karya terbaik kita, karena hidup ini hanya sekali. Jangan berhenti hidup sebelum ajal menjemput kita.
sahabatku yang dirahmati Allah,
Hidup itu pilihan katanya, tetapi saat-saat menentukan pilihan itulah tantangan yang paling berat. Berbagai pertimbangan, berbagai masukan terkadang meringankan atau malah sebaliknya semakin memberatkan neraca masing-masing pilihan yang berat sebalah.
Disatu sisi, semua pasti memiliki kelebihan dan kekurangan.
Saat-saat seperti itu ada kalanya kita gencar bertemu dan memerangi musuh yang paling kuat dan hebat. Musuhnya siapa ? Ya EGO yang dalam diri kita sendiri.
seorang bloger irma susanti [www.irmasenja.com] menuliskan pendapatnya tentang EGO.
pernahkah engkau membaca nasehat ini
Wahai anakku. Jauhilah olehmu sifat MALAS dan banyak MENGELUH, karena sesungguhnya kedua sifat tersebut merupakan kunci dari segala keburukan.
Sesungguhnya jika engkau MALAS, maka engkau tidak akan MAMPU melaksanakan kewajibanmu. Dan jika engkau banyak MENGELUH, maka engkau tidak akan SABAR dalam melaksanakan kewajibanmu.
(Nasehat dari Muhammad bin ‘Ali bin al-Husain bin Ali bin Abi Thalib)
sudah jelas kan, Musuh yang terberat dalam kehidupan adalah DIRI KITA SENDIRI. Sangat tidak mungkin baik jika belum mengalahkan diri kita sendiri. Bisa dikatakan pula bahwa musuh terbesar manusia salah satunya adalah EGO. Kalahkan dulu ego itu maka niscaya kita akan memperoleh kebijaksanaan.
kenapa bisa demikian sahabatku ?
Kebijaksanaan itu benar-benar penting; sementara ego, harus kita pangkas. Semakin sedikit ego, semakin baik. Sungguh disayangkan karena kita tidak benar-benar membutuhkan ego ini. Karena jika kita tidak memilikinya, maka kita lebih pintar. Kita akan menjadi lebih cerdas, lebih pintar, sungguh.
Satu-satunya alasan mengapa ada orang yang bisa melakukan banyak hal dengan baik dan setiap orang menyukainya, mungkin, karena orang tersebut punya sedikit atau bahkan tidak memiliki ego sama sekali. dia senantiasa mengoreksi dirinya sendiri untuk mengawasi apakah ada ego yang muncul. Mungkin yang menjadi penyebab ego kita tidak lenyap adalah karena kita tidak memiliki kesempatan untuk bergesekan dengan orang lain, tidak ada yang mengoreksi kalian, tidak ada yang memperbaiki kalian; tidak ada yang memberitahu kalian apa yang salah dengan diri kalian karena kalian tidak melakukan apapun dengan orang lain atau kalian menduduki posisi yang sangat tinggi di dalam masyarakat,
misalkan kalian seorang pimpinan atau direktur, manajer, apapun; kalian merupakan orang yang memerintahkan setiap orang apa yang harus dilakukan setiap saat dan tidak ada orang yang berani membantah kalian. Juga, kadang-kadang bahkan sebagai seorang praktisi, kalian tidak memiliki kesempatan untuk dikoreksi oleh siapapun. Tapi jangan tersinggung; pangkaslah ego itu. mau kan Ya? karena jika tidak Allah yang akan segera mengkoreksi kita. lantas jika demikian apakah kita masih memiliki rasa malu, itu pertanyaan saya,
Hal yang paling sulit dilakukan adalah mengatasi diri sendiri. Namun bukan berarti tidak mungkin mengatasinya. Kita selalu dipermainkan oleh yang namanya EGO tanpa kita sadar, padahal Manusia yang tidak bisa mengalahkan Ego nya, hidupnya pun tidak akan bahagia, karena didalam hatinya akan selalu ada rasa ingin menang sendiri dan tidak peduli terhadap orang lain.
kawan, Tidak ada orang yang buruk, hanya ego yang buruk. Sesungguhnya ego adalah musuh terburuk bagi setiap orang. Banyak orang suka menyimpannya, itulah masalahnya. Jika kalian terlalu banyak mendengarkan ego ini, kalian melupakan Diri agung kalian, kecerdasan Diri kalian, kebijaksanaan Diri kalian. Itulah satu-satunya masalah. Sungguh kasihan jika kalian terus mendengarkan ego itu, seperti kalian tahu terlalu banyak dan semua itu. Maka kalian tidak mengetahui Jati Diri kalian. Yang menjadi masalah utama adalah ego memisahkan kita dari Jati Diri kita, yang benar-benar mengetahui segalanya. Jika kita mengira bahwa kita mengetahui segalanya tentang dunia ini, maka kita tidak mengenali Jati Diri kita sendiri. Itulah masalah terbesar tentang ego.
sahabatku yang dirahmati Allah.
diri Anda adalah sahabat yang terbaik yang Allah anugerahkan untuk hidup indah Anda.
Dirimu BUKAN musuhmu !
Dirimu adalah sosok yang paling layak untuk menikmati semua kebahagiaan, dirimu merupakan partner terbaik untuk meraih semua impian Anda, membahagiakan keluarga Anda, anak-anak Anda, diri Anda sangat layak dipuji untuk semua keberhasilan yang Anda raih..
Berdamailah dengan diri Anda,
Dia yang terbaik..!
Saat diri Anda lemah, kuatkan dia
Disiplin dan latih diri Anda untuk melakukan yang terbaik, memberi yang terbaik..
Berikan dia pujian dan hadiah saat Anda berhasil melakukan sesuatu pencapaian.
Jangan pernah remehkan diri Anda, karena..
Dia kuat, dia hebat, dia kaya, dia baik, dia indah, dia kreatif, dia pandai, dia luar biasa, dan raihlah impian terbesar Anda bersamanya .
Salam untuk dirimu, Sahabat Terbaikmu..
indah bukan jika semua orang bisa mengalahkan ego dirinya, bukan menjadikan ia musuh tapi menjadi ia mitra untuk mencapai kesuksesan, keberhasilan dan kebahagian.
“ Kita baru kembali dari satu peperangan yang kecil untuk memasuki peperangan yang lebih besar…’, yang membuat para Sahabat terkejut dan bertanya, “Peperangan apakah itu wahai Rasulullah ? ” Baginda Rasulullah berkata, “Peperangan melawan hawa nafsu.”
sahabatku semua yang dirahmati Allah, coba selami sederhana, kehidupan kita sehari saja, apa yang telah kita lakukan, apa yang dikerjakan, apa yang dimakan, pergi kemana saja, siapa yang kita jumpai, siapa yang bahagia karena kita, siapa yang menderita karena kita selami fokuskan dalam satu wadah kemudian expresikan, expresi apa yang akan terbentuk ?
Pada hakikatnya setiap manusia memiliki kesempatan yang sama untuk menikmati hidup ini, meraih keberhasilan, mencapai kebahgiaan, berada diantara orang-orang yang mencintainya, mengembangkan diri sepenuhnya, dan mencapai puncak pengalaman hidup.
pertanyaan yang muncul adalah :
apakah anda tidak punya musuh ?
siapa sebenernya musuh utama kita ?
siapa yang selama ini menghalangi kesuksesan kita ?
siapa yang selama ini menciptakan kegagalan demi kegagalan ?
adakah yang mau menjelaskan ?
sebuah kisah singkat, petiklah hikmah tergandung didalamnya ;
diceritakan oleh Al habib Munzir al musyawa, Pernah seorang Imam besar yg dikenal dapat mengeluarkan 1000 ayat Alqur’an yg membuktikan keberadaan Allah, maka ketika ia lewat bersama murid muridnya ada seorang nenek tua yg sedang menyapu jalan, orang orang memerintahkannya minggir,
maka ibu itu berkata : “engkaukah yg mampu mengeluarkan dalil keberadaan Allah dg 1000 ayat dari Alqur’an?”,
maka Imam itu berkata : “Betul”,
maka ibu itu berkata lagi : “apakah keberadaan Allah butuh dalil..?”,
maka Imam itu tertunduk malu seraya menangis.., ia malu akan dirinya sendiri.
sebenarnya keberadaan Allah swt tak butuh dalil, karena Dialah Allah Yang Maha Ada, Dialah yg paling berhak untuk tidak diingkari, Dialah yg paling berhak dipercaya, dalil adalah bagi yg tak dipercaya, dalil adalah untuk yg diingkari, dan Allah Maha Suci dari itu semua.
“Allahumma shalli wa sallim ‘ala Sayyidina Muhammad nuuri-kas saari wa madaadikal jaari wajma’nii bihi fi kulli athwaari wa ‘ala alihi wa shahbihi yannuur
sahabatku yang aku sayangi karena Allah.
Hal tersulit dalam kehidupan ini bukanlah untuk melampaui orang lain, tetapi melampaui ego dan diri kita sendiri.
Terkadang ego diri menjadi penghalang besar kemajuan karakter kita untuk menuju pendewasaan. Mentalitas ini berarti kita begitu mementingkan diri sendiri. Di mana kehidupan kita berpusat pada ego diri semata, dan inilah bahaya besar untuk kemajuan diri kita, sehingga ada ungkapan yg berkata:”MUSUH terbesar hidup kita adalah diri kita sendiri” bener gak kawan ?
Taklukanlah ego dirimu, kalahkanlah egomu, jadikanlah dia musuh terbesarmu, maka kedewasaan pribadi akan menjadi milikmu
kenapa harus demikian, adakah yang tahu ?
Jika kita berharap dapat teman yang sempurna, maka jangan berteman dengan manusia, bertemanlah dengan malaikat. Jika kita ingin guru yang sempurna, maka jangan berguru pada manusia, bergurulah pada para nabi. Jika ingin tempat sempurna, maka bertempatlah di surga, jangan di dunia. Kesempurnaan manusia ada pada ketidaksempurnaanya. nah, itu jawabanya.
Hidup ini hanya sekali dan tidak akan pernah terulang. Setiap orang yang berhasil memiliki visi, misi, dan tujuan hidup. Karena itu …jika kita ingin berhasil dalam hidup ini, milikilah tiga hal tersebut. Jangan terlalu berharap untuk mendapatkan kehidupan yang benar-benar kita harapkan jika kita tidak memiliki visi, misi dan tujuan hidup kita.
Hidup ini hanya sekali, hiduplah yang berarti. Hidup ini hanya sekali, berikanlah yang terbaik bagi diri kita, keluarga kita, orang tua kita, teman-teman kita, alam, dan kehidupan ini.
Hidup ini hanya sekali, raihlah yang terbaik yang dapat kita lakukan, dan raihlah kebahgian tertinggi dalam hidup kita. Tidak ada yang dapat menghalangi kita untuk meraih keberhasilan, mencapai impian, mencapai harapan yang sudah kita rencanakan kecuali kita sendiri yang berhenti untuk mencoba.
Hidup ini hanya sekali, mari kita mensyukuri kehidupan ini dengan meningkatkan kualitas diri tanpa mengenal lelah. Teruslah hidup, maknai hidup ini dengan karya terbaik kita, karena hidup ini hanya sekali. Jangan berhenti hidup sebelum ajal menjemput kita.
sahabatku yang dirahmati Allah,
Hidup itu pilihan katanya, tetapi saat-saat menentukan pilihan itulah tantangan yang paling berat. Berbagai pertimbangan, berbagai masukan terkadang meringankan atau malah sebaliknya semakin memberatkan neraca masing-masing pilihan yang berat sebalah.
Disatu sisi, semua pasti memiliki kelebihan dan kekurangan.
Saat-saat seperti itu ada kalanya kita gencar bertemu dan memerangi musuh yang paling kuat dan hebat. Musuhnya siapa ? Ya EGO yang dalam diri kita sendiri.
seorang bloger irma susanti [www.irmasenja.com] menuliskan pendapatnya tentang EGO.
Aku menamakan dirimu ” es ” karena kadang kau begitu dingin, sesaat dingin yang menyejukan. Disaat yang lain, dingin yang menyiksa dan membekukan perasaan. Dingin yang mengabaikan segala, dingin yang menyiksa semua juga membunuh dirimu sendiri secara perlahan.sahabatku yang baik hatinya,
Jangan lakukan itu ? karena banyak hati yang tersakiti… banyak jiwa yang terluka. Mereka bukan penyebab kesakitanmu, …. mereka bukan yang mengubur impianmu, bukan kegagalan dan rasa sakit yang kau alami.
Jika hidup adalah metaphora, kau ibaratkan apa hidupmu ? duniamu begitu gegap gempita, begitu riuh, begitu banyak kemudahan dan uluran kasih yang ingin sekedar melihat bibirmu tersenyum. Begitu terang mereka memandang, begitu ingin meraih dan memasuki duniamu. Tapi kamu selalu berada di zona abu-abu dan samar. Tidak membiarkan keriangan itu masuk, kau biarkan mereka di beranda tanpa penghayatan. Kau lupa bahwa penantian selalu berbanding lurus dengan kesunyian. Kau biarkan segala terabaikan di beranda. Begitu riuhnya duniamu dalam jarak pandang tertentu, tapi sedikit masuk ke dalam. Namamu adalah kesunyian…
Tidak pernah ada yang sungguh-sungguh menyentuh jauh kedalaman hatimu, tidak pernah ada yang bisa menyempurnakan pencarian bathinmu. TIdak ada…..
Mungkinkah karena hatimu adalah kebekuan es yang selalu berada pada titik minus, ataukah karena pencarianmu belum menemukan ujung. Ataukah karena sesungguhnya kau tidak pernah mencari, karena tidak pernah ada yang kau inginkan selain dunia dan dirimu sendiri ?
Haruskah kau menanti matahari ? karena hanya sinarnya yang menghangatkan hati ? sedang itu sebuah ketidakmungkinan yang pasti…..
pernahkah engkau membaca nasehat ini
Wahai anakku. Jauhilah olehmu sifat MALAS dan banyak MENGELUH, karena sesungguhnya kedua sifat tersebut merupakan kunci dari segala keburukan.
Sesungguhnya jika engkau MALAS, maka engkau tidak akan MAMPU melaksanakan kewajibanmu. Dan jika engkau banyak MENGELUH, maka engkau tidak akan SABAR dalam melaksanakan kewajibanmu.
(Nasehat dari Muhammad bin ‘Ali bin al-Husain bin Ali bin Abi Thalib)
sudah jelas kan, Musuh yang terberat dalam kehidupan adalah DIRI KITA SENDIRI. Sangat tidak mungkin baik jika belum mengalahkan diri kita sendiri. Bisa dikatakan pula bahwa musuh terbesar manusia salah satunya adalah EGO. Kalahkan dulu ego itu maka niscaya kita akan memperoleh kebijaksanaan.
kenapa bisa demikian sahabatku ?
Kebijaksanaan itu benar-benar penting; sementara ego, harus kita pangkas. Semakin sedikit ego, semakin baik. Sungguh disayangkan karena kita tidak benar-benar membutuhkan ego ini. Karena jika kita tidak memilikinya, maka kita lebih pintar. Kita akan menjadi lebih cerdas, lebih pintar, sungguh.
Satu-satunya alasan mengapa ada orang yang bisa melakukan banyak hal dengan baik dan setiap orang menyukainya, mungkin, karena orang tersebut punya sedikit atau bahkan tidak memiliki ego sama sekali. dia senantiasa mengoreksi dirinya sendiri untuk mengawasi apakah ada ego yang muncul. Mungkin yang menjadi penyebab ego kita tidak lenyap adalah karena kita tidak memiliki kesempatan untuk bergesekan dengan orang lain, tidak ada yang mengoreksi kalian, tidak ada yang memperbaiki kalian; tidak ada yang memberitahu kalian apa yang salah dengan diri kalian karena kalian tidak melakukan apapun dengan orang lain atau kalian menduduki posisi yang sangat tinggi di dalam masyarakat,
misalkan kalian seorang pimpinan atau direktur, manajer, apapun; kalian merupakan orang yang memerintahkan setiap orang apa yang harus dilakukan setiap saat dan tidak ada orang yang berani membantah kalian. Juga, kadang-kadang bahkan sebagai seorang praktisi, kalian tidak memiliki kesempatan untuk dikoreksi oleh siapapun. Tapi jangan tersinggung; pangkaslah ego itu. mau kan Ya? karena jika tidak Allah yang akan segera mengkoreksi kita. lantas jika demikian apakah kita masih memiliki rasa malu, itu pertanyaan saya,
Hal yang paling sulit dilakukan adalah mengatasi diri sendiri. Namun bukan berarti tidak mungkin mengatasinya. Kita selalu dipermainkan oleh yang namanya EGO tanpa kita sadar, padahal Manusia yang tidak bisa mengalahkan Ego nya, hidupnya pun tidak akan bahagia, karena didalam hatinya akan selalu ada rasa ingin menang sendiri dan tidak peduli terhadap orang lain.
kawan, Tidak ada orang yang buruk, hanya ego yang buruk. Sesungguhnya ego adalah musuh terburuk bagi setiap orang. Banyak orang suka menyimpannya, itulah masalahnya. Jika kalian terlalu banyak mendengarkan ego ini, kalian melupakan Diri agung kalian, kecerdasan Diri kalian, kebijaksanaan Diri kalian. Itulah satu-satunya masalah. Sungguh kasihan jika kalian terus mendengarkan ego itu, seperti kalian tahu terlalu banyak dan semua itu. Maka kalian tidak mengetahui Jati Diri kalian. Yang menjadi masalah utama adalah ego memisahkan kita dari Jati Diri kita, yang benar-benar mengetahui segalanya. Jika kita mengira bahwa kita mengetahui segalanya tentang dunia ini, maka kita tidak mengenali Jati Diri kita sendiri. Itulah masalah terbesar tentang ego.
sahabatku yang dirahmati Allah.
diri Anda adalah sahabat yang terbaik yang Allah anugerahkan untuk hidup indah Anda.
Dirimu BUKAN musuhmu !
Dirimu adalah sosok yang paling layak untuk menikmati semua kebahagiaan, dirimu merupakan partner terbaik untuk meraih semua impian Anda, membahagiakan keluarga Anda, anak-anak Anda, diri Anda sangat layak dipuji untuk semua keberhasilan yang Anda raih..
Berdamailah dengan diri Anda,
Dia yang terbaik..!
Saat diri Anda lemah, kuatkan dia
Disiplin dan latih diri Anda untuk melakukan yang terbaik, memberi yang terbaik..
Berikan dia pujian dan hadiah saat Anda berhasil melakukan sesuatu pencapaian.
Jangan pernah remehkan diri Anda, karena..
Dia kuat, dia hebat, dia kaya, dia baik, dia indah, dia kreatif, dia pandai, dia luar biasa, dan raihlah impian terbesar Anda bersamanya .
Salam untuk dirimu, Sahabat Terbaikmu..
indah bukan jika semua orang bisa mengalahkan ego dirinya, bukan menjadikan ia musuh tapi menjadi ia mitra untuk mencapai kesuksesan, keberhasilan dan kebahagian.
“ Kita baru kembali dari satu peperangan yang kecil untuk memasuki peperangan yang lebih besar…’, yang membuat para Sahabat terkejut dan bertanya, “Peperangan apakah itu wahai Rasulullah ? ” Baginda Rasulullah berkata, “Peperangan melawan hawa nafsu.”
(Riwayat Al Baihaqi)
Apa yang dikatakan Rasulullah SAW itu bukan omong kosong belaka, melainkan sebuah peringatan dahsyat yang ditujukan untuk seluruh manusia di dunia. Musuh terbesar kita bukan Amerika, bukan pula Israel, ataupun teroris – teroris yang berkedok agama. Musuh terbesar kita sepanjang masa adalah hawa nafsu kita sendiri (EGO bagian dari nafsu). syetan juga menggoda kita lewat hawa nafsu kita juga khan?… Jadi memang yang terbesar adalah hawa nafsu kita sendiri.
Musuh terbesar manusia adalah hawa nafsu yang ada dalam dirinya dan ego itu salah satu contohnya, karena watak hawa nafsu condong kepada keburukan, lari dari kebaikan, dan memerintahkan kepada keburukan seperti yang dikatakan Zulaikha dalam Al-Quran,
“Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan.” (Yusuf:53)
Korupsi, pembunuhan, pemerkosaan, perampokan, perang, penipuan, penggelapan, penyelundupan, dan jenis-jenis kriminal lain disebabkan apa? jawabannya adalah… pemenuhan kebutuhan perut dan pemenuhan kebutuhan kepuasan biologis yang keduanya terangkum ke dalam dua buah kata yaitu HAWA NAFSU
watak hawa nafsu ialah sering bermalas-malasan, santai dan menganggur, serta larut dalam syahwat. Jika manusia mengetahui itu semua, maka hendaklah ia memobilisasi dirinya untuk berjuang melawan hawa nafsunya serta berusaha dengan sungguh-sungguh mengerjakan apa yang tidak ia kerjakan dengan serius, dan mengganti apa yang ia sia-siakan dan ia tinggalkan. Dan membawa dirinnya ke dalam pembinaan seperti itu hingga dirinya menjadi tentram, bersih, dan menjadi baik. Itulah tujuan utama mujahadah (perjuangan) terhadap hawa nafsu.
Benar apa yang dikatakan pepatah,
“orang yang paling kuat adalah orang yang paling bisa mengendalikan hawa nafsunya”
Pernah suatu hari Umar Bin Khaththab radhiyallahuanhu luput dari shalat ashar berjama’ah maka beliau memarahi dirinya dan langsung bersedakah dengan area tanahnya yang harganya kira-kira dua ratus ribu dirham.
Jika Abdullah bin Umar radhiyallahu anhuma ketinggalan shalat jama’ah, ia menghidupkan (tidak tidur untuk ibadah) malam harinya. Pada suatu hari, ia menunda shalat Maghrib hingga dua bintnag terbit, kemudian ia memerdekakan dua budaknya.
lalu, bagaimana dengan kita, apakah rasa penyesalan kita sebegitu besar seperti mereka ?
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Manusia terbaik ialah orang yang panjang umurnya, dan baik amal perbuatannya.” (diriwayatkan At-Tirmidzi dan ia menghasankannya)
Sahabatku yang aku cintai karena Allah.
sungguh sangat beruntung andai dalam saat-saat terguncangnya jiwa masih ada setitik cahaya dalam kalbu untuk merenungi kebenaran. Masih ada kekuatan untuk melangkahkan kaki menuju majlis-majelis ilmu, dzikir yg kan mengantikannya pada ketentraman jiwa.
Hidup ini ibarat belantara, tempat kita mengejar berbagai keinginan. Dan memang manusia diciptakan mempunyai keinginan, kehendak. T’etapi tidak setiap yg kita inginkn bisa kita raih, tidak setiap yg kita mau harus bisa tercapai. Dan tidak mudah mnyadari bahwa apa yang bukan menjadi hak kita tak perlu ditangisi
Apa yg menjadi jatah kita didunia, entah itu rizqi, jabatan, kedudukan pasti akn ALLAH sampaikan. Tetapi apa yg memang bukan milik kita, ia ta’kan bisa kita miliki. Meski ia nyaris menghampiri kita, meski kita mati2an mengusahakannya. Karena dimensi tauhid dari kegagalan adalah tdk tercapainya apa yg memang bukan hak kita,atau bisa jadi belum saatnya. maka bersabarlah.
Maka setelah ini wahai jiwa yang baik, jangan kau hanyut dalam nestapa berkepanjangan terhadap apa – apa yg luput darimu. Karena seorang mukmin tdk hidup untuk dunia, tp menjadikan dunia untuk mencari makna hidup yg sesungguhnya, hidup di akhirat kelak. Maka sudahlah, JANGAN KAU TANGISI APA YANG BUKAN MILIKMU… setuju, alhamdulillah,
bagaimana menurutmu sahabatku ?
“Ya Allah, Bila hari ini hati kami kotor, sucikanlah. Bila hati terluka perih, sembuhkanlah. Ubahlah kesedihan siapapun menjadi kebahagiaan, ubahlah setiap air mata yang mengalir menjadi karunia-Mu dalam hidup kami. Berikanlah kami kekuatan untuk membalas kebencian dengan senyuman. Ya Allah, sayangilah kami dan berkahilah apa yang telah Engkau anugerahkan kepada kami dengan menjauhkannya dari segala penderitaan…Aamiin”
semoga bermanfaat.
Sumber: temonsoejadi.com
Apa yang dikatakan Rasulullah SAW itu bukan omong kosong belaka, melainkan sebuah peringatan dahsyat yang ditujukan untuk seluruh manusia di dunia. Musuh terbesar kita bukan Amerika, bukan pula Israel, ataupun teroris – teroris yang berkedok agama. Musuh terbesar kita sepanjang masa adalah hawa nafsu kita sendiri (EGO bagian dari nafsu). syetan juga menggoda kita lewat hawa nafsu kita juga khan?… Jadi memang yang terbesar adalah hawa nafsu kita sendiri.
Musuh terbesar manusia adalah hawa nafsu yang ada dalam dirinya dan ego itu salah satu contohnya, karena watak hawa nafsu condong kepada keburukan, lari dari kebaikan, dan memerintahkan kepada keburukan seperti yang dikatakan Zulaikha dalam Al-Quran,
“Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan.” (Yusuf:53)
Korupsi, pembunuhan, pemerkosaan, perampokan, perang, penipuan, penggelapan, penyelundupan, dan jenis-jenis kriminal lain disebabkan apa? jawabannya adalah… pemenuhan kebutuhan perut dan pemenuhan kebutuhan kepuasan biologis yang keduanya terangkum ke dalam dua buah kata yaitu HAWA NAFSU
watak hawa nafsu ialah sering bermalas-malasan, santai dan menganggur, serta larut dalam syahwat. Jika manusia mengetahui itu semua, maka hendaklah ia memobilisasi dirinya untuk berjuang melawan hawa nafsunya serta berusaha dengan sungguh-sungguh mengerjakan apa yang tidak ia kerjakan dengan serius, dan mengganti apa yang ia sia-siakan dan ia tinggalkan. Dan membawa dirinnya ke dalam pembinaan seperti itu hingga dirinya menjadi tentram, bersih, dan menjadi baik. Itulah tujuan utama mujahadah (perjuangan) terhadap hawa nafsu.
Benar apa yang dikatakan pepatah,
“orang yang paling kuat adalah orang yang paling bisa mengendalikan hawa nafsunya”
Pernah suatu hari Umar Bin Khaththab radhiyallahuanhu luput dari shalat ashar berjama’ah maka beliau memarahi dirinya dan langsung bersedakah dengan area tanahnya yang harganya kira-kira dua ratus ribu dirham.
Jika Abdullah bin Umar radhiyallahu anhuma ketinggalan shalat jama’ah, ia menghidupkan (tidak tidur untuk ibadah) malam harinya. Pada suatu hari, ia menunda shalat Maghrib hingga dua bintnag terbit, kemudian ia memerdekakan dua budaknya.
lalu, bagaimana dengan kita, apakah rasa penyesalan kita sebegitu besar seperti mereka ?
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Manusia terbaik ialah orang yang panjang umurnya, dan baik amal perbuatannya.” (diriwayatkan At-Tirmidzi dan ia menghasankannya)
Sahabatku yang aku cintai karena Allah.
sungguh sangat beruntung andai dalam saat-saat terguncangnya jiwa masih ada setitik cahaya dalam kalbu untuk merenungi kebenaran. Masih ada kekuatan untuk melangkahkan kaki menuju majlis-majelis ilmu, dzikir yg kan mengantikannya pada ketentraman jiwa.
Hidup ini ibarat belantara, tempat kita mengejar berbagai keinginan. Dan memang manusia diciptakan mempunyai keinginan, kehendak. T’etapi tidak setiap yg kita inginkn bisa kita raih, tidak setiap yg kita mau harus bisa tercapai. Dan tidak mudah mnyadari bahwa apa yang bukan menjadi hak kita tak perlu ditangisi
Apa yg menjadi jatah kita didunia, entah itu rizqi, jabatan, kedudukan pasti akn ALLAH sampaikan. Tetapi apa yg memang bukan milik kita, ia ta’kan bisa kita miliki. Meski ia nyaris menghampiri kita, meski kita mati2an mengusahakannya. Karena dimensi tauhid dari kegagalan adalah tdk tercapainya apa yg memang bukan hak kita,atau bisa jadi belum saatnya. maka bersabarlah.
Maka setelah ini wahai jiwa yang baik, jangan kau hanyut dalam nestapa berkepanjangan terhadap apa – apa yg luput darimu. Karena seorang mukmin tdk hidup untuk dunia, tp menjadikan dunia untuk mencari makna hidup yg sesungguhnya, hidup di akhirat kelak. Maka sudahlah, JANGAN KAU TANGISI APA YANG BUKAN MILIKMU… setuju, alhamdulillah,
bagaimana menurutmu sahabatku ?
“Ya Allah, Bila hari ini hati kami kotor, sucikanlah. Bila hati terluka perih, sembuhkanlah. Ubahlah kesedihan siapapun menjadi kebahagiaan, ubahlah setiap air mata yang mengalir menjadi karunia-Mu dalam hidup kami. Berikanlah kami kekuatan untuk membalas kebencian dengan senyuman. Ya Allah, sayangilah kami dan berkahilah apa yang telah Engkau anugerahkan kepada kami dengan menjauhkannya dari segala penderitaan…Aamiin”
semoga bermanfaat.
Sumber: temonsoejadi.com
Komentar
Posting Komentar