Omongan Mereka Tak Bisa Dipercaya…
Belasan Anggota SAR (Search and Rescue) berbegas balik ke markas, setelah seharian penuh menjelajah isi hutan, untuk mencari rombongan anggota DPR yang hilang.
Begitu tiba di markas, salah satu dari mereka segera melapor ke komandan. Lalu terjadi dialog:
Anggota SAR: Lapor Pak, kami sudah menemukan seluruh Anggota DPR yang tersesat di hutan…
Komandan: Bagus! Apakah mereka selamat?
Anggota SAR: Semuanya sudah tewas, Pak.
Komandan: Apakah kamu sudah periksa satu per satu? Siapa tahu masih ada salah satu orang yang hidup…
Anggota SAR: Sebenarnya, ketika kami periksa, ada satu yang mengaku masih hidup. Tapi kami biarkan saja. Karena omongan mereka kan tak bisa dipercaya…
Komandan: $%^#$@#$
Seorang Anggota DPR terkantuk-kantuk saat khutbah Jumat berlangsung. Tak lama,
suara Iqomat (panggilan berdiri untuk sholat) berkumandang. Serentak
para jamaah ambil posisi tegak, untuk memulai takbir. Tapi, Sang Anggota
DPR malah tertunduk pulas. Karuan, kawannya yang merupakan kolega
sesama Anggota Dewan memberi isyarat, mencolek, sembari berbisisik agak
kesal:
“Ssssst, Pak, Bangun dong! Ini bukan Sidang Paripurna….”
Yusuf, sebut saja begitu, adalah Caleg yang gagal jadi Anggota DPR.
Tapi bulan ini harapan duduk di kursi empuk Senayan merekah kembali.
Pasalnya, saingannya yang sudah duduk duluan, peraih suara terbanyak,
sedang sakit keras. Tergolek lemah di rumah sakit, dan tinggal tunggu
tamu datang (malaikat pencabut nyawa).
Agar terkesan menjaga fatsoen politik (sopan santuk politik), Yusuf memutuskan membezuk saingannya itu, yang namanya kita tulis saja sebagai Yosef.
Di Rumah Sakit, terjadi obrolan antara Yusuf si calon penerima PAWdan Yosef (anggota Dewan yang sedang sekarat).
Yusuf: Pak, mohon tuliskan surat untuk saya serahkan kepada Ketua Partai, agar proses PAW-nya lancar.
Yosef: hmmmm… ba.. ba.. iklah, mohon ambilkan saya pulpen dan kertas.
Tak berapa lama, surat itupun selesai ditulis.Namun, di detik itu juga Yosef menghembuskan nafas terakhir.
Singkat cerita, oleh Yusuf, segera surat itu dibawa ke Ketua Partai, dan dibacakan ke seluruh kader partai yang hadir. Sekonyong, terjadi keributan setelah surat itu dibaca. Mengapa? Karena isinya begini:
“Yusuf, kamu jangan kurang ajar, kenapa selang oksigennya kamu duduki? Gara-gara kamu, saya mampus tak bisa bernafas!”
Al kisah, di Surga, seorang alim
yang semasa di dunia selalu berperilaku baik, melakukan protes kepada
Malaikat. “Bagaimana sih, kok tidak adil? Saya barusan melihat rombongan
Anggota Dewan yang korup, ada di Surga. Mereka berjalan-jalan ke sana
ke mari… Mestinya mereka kan berada di Neraka.”
Dengan kalem dan sembari mengulum senyum, Sang Malaikat memberi jawaban:
“Tenang, jangan sewot dulu. Mereka sedang studi banding, kok… Bentar lagi juga balik ke tempat asalnya.”
Sumber: endibiaro.blogdetik.com
Begitu tiba di markas, salah satu dari mereka segera melapor ke komandan. Lalu terjadi dialog:
Anggota SAR: Lapor Pak, kami sudah menemukan seluruh Anggota DPR yang tersesat di hutan…
Komandan: Bagus! Apakah mereka selamat?
Anggota SAR: Semuanya sudah tewas, Pak.
Komandan: Apakah kamu sudah periksa satu per satu? Siapa tahu masih ada salah satu orang yang hidup…
Anggota SAR: Sebenarnya, ketika kami periksa, ada satu yang mengaku masih hidup. Tapi kami biarkan saja. Karena omongan mereka kan tak bisa dipercaya…
Komandan: $%^#$@#$
Sssst, Pak, Bangun! Ini bukan Sidang Paripurna…
“Ssssst, Pak, Bangun dong! Ini bukan Sidang Paripurna….”
Surat Wasiat Untuk Anggota DPR yang ingin PAW (Pergantian Antar Waktu)
Agar terkesan menjaga fatsoen politik (sopan santuk politik), Yusuf memutuskan membezuk saingannya itu, yang namanya kita tulis saja sebagai Yosef.
Di Rumah Sakit, terjadi obrolan antara Yusuf si calon penerima PAWdan Yosef (anggota Dewan yang sedang sekarat).
Yusuf: Pak, mohon tuliskan surat untuk saya serahkan kepada Ketua Partai, agar proses PAW-nya lancar.
Yosef: hmmmm… ba.. ba.. iklah, mohon ambilkan saya pulpen dan kertas.
Tak berapa lama, surat itupun selesai ditulis.Namun, di detik itu juga Yosef menghembuskan nafas terakhir.
Singkat cerita, oleh Yusuf, segera surat itu dibawa ke Ketua Partai, dan dibacakan ke seluruh kader partai yang hadir. Sekonyong, terjadi keributan setelah surat itu dibaca. Mengapa? Karena isinya begini:
“Yusuf, kamu jangan kurang ajar, kenapa selang oksigennya kamu duduki? Gara-gara kamu, saya mampus tak bisa bernafas!”
Tenang, Jangan Sewot, Mereka Sedang Studi Banding
Dengan kalem dan sembari mengulum senyum, Sang Malaikat memberi jawaban:
“Tenang, jangan sewot dulu. Mereka sedang studi banding, kok… Bentar lagi juga balik ke tempat asalnya.”
Sumber: endibiaro.blogdetik.com
Komentar
Posting Komentar