Kisah Hikmah ■ 5 Perkara Ganjil
Abu Laits as-Samargandi menceritakan bahwa salah seorang Nabi bermimpi mendapatkan titah, "Esok engkau dikehendaki keluar rumah pada waktu pagi menuju ke barat. Engkau dikehendaki pertama; apa yang kau hadapi maka makanlah; yang kedua, engkau sembunyikan; ketiga, terimalah; keempat, jangan engkau putuskan harapan; dan yang kelima marilah engkau daripadanya."
Kesediannya, Nabi itu pun keluar dari rumahnya menuju ke barat, dan kebetulan yang pertama dihadapi ialah bukit besar berwarna hitam. Nabi itu kebingungan sambil berkata, "Aku diperintahkan memakan pertama yang aku hadapi adalah sesuatu yang mustahil dilaksanakan." Maka Nabi itu terus berjalan menuju ke bukit dengan hasrat memakannya. Lalu tiba-tiba bukit itu mengecil hingga sebesar roti. Maka Nabi itu mengambilnya dan memakannya. Saat ditelan terasa nikmat dan manis bagaikan madu.
Kemudian Nabi itu meneruskan perjalanannya lalu menemukan mangkuk emas. Dia teringat arahan mimpi supaya disembunyikan. Lantas Nabi itu pun menggali sebuah lubang lalu ditanamkan mangkuk itu, kemudian ditinggalkannya.
Tiba-tiba mangkuk emas itu keluar semula. Nabi itu menajamnya hingga tiga kali berturut-turut. Maka berkatalah Nabi itu, "Aku telah melaksanakan perintahku." Dia pun meneruskan perjalanan. Dan tanpa disadari mangkuk emas itu keluar lagi dari tempat ia ditanam.
Ketika sedang berjalan, tiba-tiba nampak burung elang sedang mengejar seekor burung kecil. Kemudian burung kecil berkata, "Wahai Nabi, tolonglah aku."
Mendengar rayuan burung itu, hatinya simpati. Dia pun mengambil burung itu dan dimasukkan ke dalam bajunya. Melihat keadaan itu, burung elang pun datang menghampiri Nabi itu sambil berkata, "Wahai Nabi Allah, aku sangat lapar dan aku mengejar burung itu sejak pagi tadi. Oleh itu janganlah engkau patahkan harapanku dari rezekiku."
Nabi itu teringat arahan mimpinya yang keempat, yaitu tidak boleh putuskan harapan. Dia kebingungan menyelesaikan perkara itu. Akhirnya dia mengambil perangnya lalu memotong sedikit daging pahanya dan diberikan kepada elang itu.
Setelah mendapat daging itu, elang pun terbang dan burung kecil tadi dilepaskan dari dalam bajunya.
Tidak lama kemudian dia bertemu satu bangkai yang amat busuk baunya. Setelah menemui kelima peristiwa itu, kembalilah Nabi ke rumahnya. Malam itu Nabi itu pun berdoa. Dalam doanya ia berkata, "Ya Allah, aku telah melaksanakan perintahMu sebagaimana yang diberitahu dalam mimpiku, maka jelaskan kepadaku arti semuanya ini."
Dalam mimpi itu beliau diberitahu bahwa, "Yang pertama engkau makan itu ialah marah. Pada mulanya nampak besar seperti bukit tetapi pada akhirnya jika bersabar dan dapat mengawal serta menahannya, maka marah itu pun akan menjadi lebih manis daripada madu. Kedua; semua amal kebaikan walaupun disembunyikan, maka ia tetap akan nampak jua. Ketiga; jika sudah menerima amanah seseorang, maka janganlah kamu khianat kepadanya. Keempat; jika orang meminta kepadamu, maka usahakanlah untuknya demi membantu kepadanya meskipun kau sendiri berhajat. Kelima; bau yang busuk itu ialah ghibah. Maka larilah dari orang-orang yang sedang duduk berkumpul membuat hibah."
Sumber: Majalah Nurul Hayat
Komentar
Posting Komentar