5 Fakta Seks
Tak bisa dipungkiri, kehidupan seksual adalah hal penting dalam
kehidupan suami-istri. Harmonisnya hubungan bisa dimulai dari hangatnya
suasana di atas ranjang. Jangan sampai masalah seks berkelanjutan dan
justru menjadi pemicu retaknya hubungan Anda dan pasangan. Coba cek
fakta terbaru tentang seks bersama dr. Ryan Thamrin dari Klinik Kamasutra. Siapa tahu ada solusi untuk problem Anda.
1. Penelitian menyebutkan bahwa gangguan seksual pria dipengaruhi oleh penyakit degeneratif.
dr. Ryan:
Gangguan seksual mungkin terjadi pada semua pria. Jenisnya bermacam-macam, seperti menurunnya gairah seksual (gangguan libido), ejakulasi dini, hingga disfungsi ereksi (gangguan fungsi ereksi di mana seorang pria tidak dapat memulai atau mempertahankan ereksi penisnya).
- Faktor penyebabnya adalah faktor psikologis (stres berkepanjangan, hubungan emosional dan komunikasi yang kurang harmonis dengan pasangan, serta rasa bersalah terhadap pasangan yang mungkin timbul karena adanya pihak ketiga) dan faktor fisik (rasa letih yang berlebihan, penyakit diabetes militus, hipertensi, jantung, ginjal, kolesterol, dan penggunaan obat-obatan tertentu).
- Penyakit degeneratif akibat proses penuaan, memang bisa jadi pemicu gangguan seksual. Jika telah berlangsung selama lebih dari 3 bulan, ada kemungkinan gangguan seksual yang Anda alami disebabkan oleh penyakit degeneratif. Sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter.
2. Ternyata, gangguan tidur dapat memengaruhi gairah seksual wanita.
dr. Ryan:
Tidur penting untuk pemulihan energi, baik fisik maupun psikis, sehingga seseorang dapat beraktivitas kembali dengan lebih bugar. Gangguan tidur bisa menyebabkan seseorang kurang istirahat. Dampaknya bisa saja terjadi penurunan kemampuan melakukan segala aktivitas fisik, seperti bekerja dan olahraga. Tak hanya itu, konsentrasi dan kemampuan berpikir pun lambat laun bisa terganggu. Tergantung pada berapa lama gangguan tidur ini berlangsung. Kaitannya terhadap gairah seksual bisa dilihat dari kurangnya minat seseorang untuk melakukan hubungan seksual.
3. Pelebaran pembuluh darah penyebab infertilitas pada pria.
dr. Ryan:
Pelebaran pembuluh darah, yang dikenal dengan varises, tak hanya terjadi di kaki. Kondisi yang sama juga dapat terjadi pada testis yang dikenal dengan istilah varises skrotum. Pembuluh darah yang melebar ini dikenal pula dengan varikokel testis, ketika terjadi di kantong testis. Faktanya, varikokel terjadi pada 15% pria, dan mungkin dialami pada masa pubertas.
Dalam kasus gangguan kesuburan pada pria (infertile), 40%-nya mengalami gangguan varikokel. Hal ini juga diderita oleh 80% pria dengan infertilitas sekunder (sudah punya anak pertama, namun sulit punya anak berikutnya). Olahraga berat yang dilakukan secara terus-menerus seperti angkat beban yang melebihi kemampuan fisik, dapat memicu terjadinya varikokel. Hindari pula membiarkan batuk kering dan keras berlangsung lama serta mengedan saat buang air besar.
Secara langsung, varikokel tidak berdampak pada kehidupan seksual. Kecuali, jika kondisinya sudah menimbulkan rasa sakit dan mengganggu aktivitas penderitanya. Namun, varikokel dianggap sebagai pemicu infertilitas pada pria. Bendungan pembuluh darah di testis yang terbentuk karena pelebaran vena ini menyebabkan suhu di testis meningkat, sehingga berdampak mematikan sperma.
Jika pasangan mengalami rasa sakit pada testis yang berkepanjangan dan terlihat jelas adanya vena pada skrotum, segeralah periksa ke dokter. Untuk mengetahui gangguan ini, pasien akan diperiksa menggunakan alat radiologi scrotal ultrasound. Dengan kemajuan teknologi kedokteran, masalah varikokel ini bisa diatasi dengan operasi kecil.
4. Meski tak bertulang, penis bisa patah juga.
dr. Ryan:
Walaupun jarang, penis patah atau retak mungkin saja terjadi. Penyebabnya adalah posisi hubungan seksual yang tidak tepat. Salah satunya posisi woman on top, di mana wanita terlalu agresif saat melakukan gerakan. Penis yang menusuk terlalu keras dan cepat saat penetrasi sehingga terkesan menabrak atau menekan tulang pinggul pasangannya, juga bisa menjadi penyebab patahnya penis.
Ketika mengalami patah, penis akan terasa sakit luar biasa, diikuti perubahan warna pada kulit penis, menjadi hitam atau biru. Dalam kondisi seperti ini, bisa saja hanya sebagian penis yang terluka, atau justru keseluruhannya. Penyambungan kembali pada penis yang patah mungkin saja dilakukan, namun tidak mudah dan akan berbeda dari sebelumnya. Yang perlu diperhatikan, meski penis telah tersambung, sensasi yang utuh dan fungsi dari penis sulit bisa kembali normal. Jadi, perlakukanlah penis dengan baik dan jangan terlalu kasar.
5. Berhubungan seks di pagi hari, 3 kali seminggu, dapat menurunkan risiko stroke dan serangan jantung, serta meningkatkan kesehatan rambut, kulit, dan kuku.
dr. Ryan:
Frekuensi hubungan seksual tidak berdampak langsung pada kesehatan tubuh. Namun, hubungan seksual yang sehat dan berkualitas, yang memberi kepuasan kepada pasangan dan tanpa unsur paksaan, dipercaya berpengaruh positif pada kesehatan tubuh. Karena, ketika orgasme, tubuh akan mengeluarkan hormon endorfin dan oksitosin yang membuat seseorang merasa lebih tenang dan relaks. Hal ini berpengaruh pada lancarnya aliran darah dalam pembuluh darah yang membawa oksigen bagi organ-organ tubuh. Kondisi ini sangat baik bagi penderita hipertensi.
Pada wanita, produksi hormon estrogen akan meningkat pada saat melakukan hubungan seksual. Hormon ini memiliki kemampuan untuk membantu proses pencerahan kulit, rambut, dan kuku. Sedangkan pada pria, rangsangan seksual akan meningkatkan produksi hormon testosteron yang berperan dalam menjaga kesehatan jantung.
Sumber: http://www.femina.co.id
1. Penelitian menyebutkan bahwa gangguan seksual pria dipengaruhi oleh penyakit degeneratif.
dr. Ryan:
Gangguan seksual mungkin terjadi pada semua pria. Jenisnya bermacam-macam, seperti menurunnya gairah seksual (gangguan libido), ejakulasi dini, hingga disfungsi ereksi (gangguan fungsi ereksi di mana seorang pria tidak dapat memulai atau mempertahankan ereksi penisnya).
- Faktor penyebabnya adalah faktor psikologis (stres berkepanjangan, hubungan emosional dan komunikasi yang kurang harmonis dengan pasangan, serta rasa bersalah terhadap pasangan yang mungkin timbul karena adanya pihak ketiga) dan faktor fisik (rasa letih yang berlebihan, penyakit diabetes militus, hipertensi, jantung, ginjal, kolesterol, dan penggunaan obat-obatan tertentu).
- Penyakit degeneratif akibat proses penuaan, memang bisa jadi pemicu gangguan seksual. Jika telah berlangsung selama lebih dari 3 bulan, ada kemungkinan gangguan seksual yang Anda alami disebabkan oleh penyakit degeneratif. Sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter.
2. Ternyata, gangguan tidur dapat memengaruhi gairah seksual wanita.
dr. Ryan:
Tidur penting untuk pemulihan energi, baik fisik maupun psikis, sehingga seseorang dapat beraktivitas kembali dengan lebih bugar. Gangguan tidur bisa menyebabkan seseorang kurang istirahat. Dampaknya bisa saja terjadi penurunan kemampuan melakukan segala aktivitas fisik, seperti bekerja dan olahraga. Tak hanya itu, konsentrasi dan kemampuan berpikir pun lambat laun bisa terganggu. Tergantung pada berapa lama gangguan tidur ini berlangsung. Kaitannya terhadap gairah seksual bisa dilihat dari kurangnya minat seseorang untuk melakukan hubungan seksual.
3. Pelebaran pembuluh darah penyebab infertilitas pada pria.
dr. Ryan:
Pelebaran pembuluh darah, yang dikenal dengan varises, tak hanya terjadi di kaki. Kondisi yang sama juga dapat terjadi pada testis yang dikenal dengan istilah varises skrotum. Pembuluh darah yang melebar ini dikenal pula dengan varikokel testis, ketika terjadi di kantong testis. Faktanya, varikokel terjadi pada 15% pria, dan mungkin dialami pada masa pubertas.
Dalam kasus gangguan kesuburan pada pria (infertile), 40%-nya mengalami gangguan varikokel. Hal ini juga diderita oleh 80% pria dengan infertilitas sekunder (sudah punya anak pertama, namun sulit punya anak berikutnya). Olahraga berat yang dilakukan secara terus-menerus seperti angkat beban yang melebihi kemampuan fisik, dapat memicu terjadinya varikokel. Hindari pula membiarkan batuk kering dan keras berlangsung lama serta mengedan saat buang air besar.
Secara langsung, varikokel tidak berdampak pada kehidupan seksual. Kecuali, jika kondisinya sudah menimbulkan rasa sakit dan mengganggu aktivitas penderitanya. Namun, varikokel dianggap sebagai pemicu infertilitas pada pria. Bendungan pembuluh darah di testis yang terbentuk karena pelebaran vena ini menyebabkan suhu di testis meningkat, sehingga berdampak mematikan sperma.
Jika pasangan mengalami rasa sakit pada testis yang berkepanjangan dan terlihat jelas adanya vena pada skrotum, segeralah periksa ke dokter. Untuk mengetahui gangguan ini, pasien akan diperiksa menggunakan alat radiologi scrotal ultrasound. Dengan kemajuan teknologi kedokteran, masalah varikokel ini bisa diatasi dengan operasi kecil.
4. Meski tak bertulang, penis bisa patah juga.
dr. Ryan:
Walaupun jarang, penis patah atau retak mungkin saja terjadi. Penyebabnya adalah posisi hubungan seksual yang tidak tepat. Salah satunya posisi woman on top, di mana wanita terlalu agresif saat melakukan gerakan. Penis yang menusuk terlalu keras dan cepat saat penetrasi sehingga terkesan menabrak atau menekan tulang pinggul pasangannya, juga bisa menjadi penyebab patahnya penis.
Ketika mengalami patah, penis akan terasa sakit luar biasa, diikuti perubahan warna pada kulit penis, menjadi hitam atau biru. Dalam kondisi seperti ini, bisa saja hanya sebagian penis yang terluka, atau justru keseluruhannya. Penyambungan kembali pada penis yang patah mungkin saja dilakukan, namun tidak mudah dan akan berbeda dari sebelumnya. Yang perlu diperhatikan, meski penis telah tersambung, sensasi yang utuh dan fungsi dari penis sulit bisa kembali normal. Jadi, perlakukanlah penis dengan baik dan jangan terlalu kasar.
5. Berhubungan seks di pagi hari, 3 kali seminggu, dapat menurunkan risiko stroke dan serangan jantung, serta meningkatkan kesehatan rambut, kulit, dan kuku.
dr. Ryan:
Frekuensi hubungan seksual tidak berdampak langsung pada kesehatan tubuh. Namun, hubungan seksual yang sehat dan berkualitas, yang memberi kepuasan kepada pasangan dan tanpa unsur paksaan, dipercaya berpengaruh positif pada kesehatan tubuh. Karena, ketika orgasme, tubuh akan mengeluarkan hormon endorfin dan oksitosin yang membuat seseorang merasa lebih tenang dan relaks. Hal ini berpengaruh pada lancarnya aliran darah dalam pembuluh darah yang membawa oksigen bagi organ-organ tubuh. Kondisi ini sangat baik bagi penderita hipertensi.
Pada wanita, produksi hormon estrogen akan meningkat pada saat melakukan hubungan seksual. Hormon ini memiliki kemampuan untuk membantu proses pencerahan kulit, rambut, dan kuku. Sedangkan pada pria, rangsangan seksual akan meningkatkan produksi hormon testosteron yang berperan dalam menjaga kesehatan jantung.
Sumber: http://www.femina.co.id
Komentar
Posting Komentar